Langkah Strategis Perkuat Akses Digital di Timur Indonesia
Telkom Indonesia kembali memperkuat fondasi transformasi digital nasional melalui rencana pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Papua Selatan 2 (Pasela 2). Proyek besar ini menjadi langkah lanjutan setelah keberhasilan Pasela 1, dan dirancang untuk menjaga konektivitas di wilayah timur Indonesia tetap stabil dan tangguh.
Jalur kabel laut baru ini akan membentang dari Merauke – Tual – Timika, menembus lautan luas dengan infrastruktur modern berkecepatan tinggi. Ditargetkan rampung pada Juni 2028, proyek ini bukan hanya simbol kemajuan teknologi, tetapi juga bentuk nyata komitmen Telkom dalam pemerataan akses digital di seluruh Nusantara, termasuk daerah paling timur.
Menurut Telkom, Pasela 2 akan berfungsi sebagai jalur cadangan bila terjadi gangguan di rute utama Pasela 1. Dengan demikian, Papua Selatan tak lagi bergantung pada satu jalur komunikasi tunggal yang selama ini rentan terhadap gangguan alam dan aktivitas kapal.
Antisipasi Gangguan dan Jalur Alternatif
Dalam audiensi bersama Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, Executive Vice President (EVP) Telkom Regional V, Amin Soebagyo, menjelaskan bahwa Pasela 2 merupakan upaya antisipasi terhadap gangguan yang kerap terjadi di wilayah timur.
“Jika Pasela 1 terputus, kita tetap dapat berkendara dari Kaimana ke Timika melalui Tual.” “Oleh karena itu, kita memiliki beberapa opsi jalan,” kata Amin di Merauke, Senin (13/10/2025).
Sejak 2018, Telkom mencatat delapan kali gangguan kabel laut di kawasan timur. Sebagian besar disebabkan oleh gempa bawah laut, abrasi, hingga aktivitas kapal nelayan. Dengan rute alternatif ini, Papua Selatan akan memiliki sistem redundansi yang mampu menjaga kelancaran arus data meskipun salah satu jalur mengalami kerusakan.
Langkah ini dipandang penting karena Papua kini semakin bergantung pada infrastruktur digital untuk mendukung pemerintahan, bisnis, pendidikan, dan layanan publik.
Kombinasi Kekuatan: Kabel Laut, Radio, Satelit, dan CDN
Pembangunan Pasela 2 bukan satu-satunya strategi Telkom. Dalam jangka menengah, perusahaan pelat merah ini juga meningkatkan kapasitas jaringan radio 3,5G melalui kolaborasi dengan Palapa Ring Timur. Jalur Tanah Merah–Keppi menjadi prioritas untuk mempercepat konektivitas darat dan udara.
Sementara dalam jangka pendek, Telkom sedang membangun stasiun bumi baru di Merauke dengan kapasitas 25 Gbps. “Antena besar sudah kami kirim dari Makassar ke Merauke, dan saat ini sedang dalam proses pembersihan lahan. Targetnya, November minggu kedua sudah up,” jelas Amin.
Tak berhenti di sana, Telkom juga menyiapkan Content Delivery Network (CDN) di Merauke. Sistem ini berfungsi layaknya mini data center lokal yang menyimpan konten dari media sosial dan platform populer seperti TikTok, Instagram, dan YouTube.
Dengan adanya CDN, sekitar 60% trafik internet masyarakat bisa diakses langsung dari Merauke tanpa harus keluar ke jaringan utama. Artinya, meskipun bandwidth terbatas, kecepatan akses konten tetap stabil.
Langkah ini diyakini akan memperbaiki pengalaman digital pengguna di Papua Selatan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada jalur internasional.
Bukan Sekadar Bisnis, Tapi Tanggung Jawab Nasional
Amin menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur di Papua Selatan tidak hanya berorientasi pada bisnis, tetapi juga pada misi kebangsaan. “Papua adalah bagian penting dari Indonesia. Akses komunikasi yang stabil berarti kesempatan ekonomi yang lebih luas bagi semua,” ujarnya.
Dengan kombinasi kabel laut, jaringan radio, satelit, dan CDN, Telkom berharap Papua Selatan bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi digital baru di timur Indonesia. Infrastruktur ini akan membuka peluang bagi UMKM, pelajar, hingga pemerintah daerah dalam mengakses layanan digital dengan cepat dan aman.
Respons Positif dari Pemerintah Daerah
Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, menyambut baik langkah Telkom ini. Ia menyebut, pembangunan Pasela 2 menjadi jawaban atas kebutuhan dasar masyarakat terhadap konektivitas yang andal.
“Gangguan jaringan setiap tahun selalu berdampak besar bagi masyarakat kecil, terutama pengemudi ojek online, pedagang UMKM, hingga pelajar dan dosen,” katanya.
Apolo menegaskan, komunikasi dan informasi kini telah menjadi bagian vital dari kehidupan sehari-hari. “Sedikit saja gangguan bisa memengaruhi aktivitas ekonomi, pemerintahan, dan pelayanan publik,” ujarnya.
Karena itu, ia mengajak seluruh pihak untuk mendukung proyek ini sebagai tanggung jawab bersama dalam meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi di Papua Selatan.
Dengan berbagai upaya strategis ini, Telkom optimistis Papua Selatan akan segera bertransformasi menjadi wilayah dengan konektivitas digital paling kuat di Indonesia timur. Kabel laut Pasela 2 bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan simbol pemerataan digital dan komitmen membangun Indonesia dari pinggiran. Baca berita lain di sini.
