Komdigi Kaji Teknologi Satelit ke HP, Konsep Direct to Starlink
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) kini membuka konsultasi publik untuk membahas dokumen Call for Information (CFI) mengenai regulasi dan kebijakan penerapan teknologi Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) di Indonesia.
Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah mulai menyiapkan fondasi konektivitas langsung antara ponsel dan satelit tanpa bergantung pada jaringan darat atau menara BTS konvensional.
Dalam dokumen CFI, Komdigi juga menyoroti pemanfaatan pita frekuensi 2 GHz untuk mengembangkan dua teknologi strategis, yakni NTN-D2D dan Air-to-Ground (A2G). Jika berhasil diterapkan, kedua teknologi ini dapat menjangkau komunikasi di darat, udara, bahkan lautan, tanpa hambatan geografis.
NTN-D2D memungkinkan ponsel terhubung langsung dengan satelit, sehingga komunikasi tetap lancar meski tanpa menara seluler di darat. Sementara A2G membuka jalur komunikasi langsung antara pesawat dan jaringan di darat, meningkatkan efisiensi penerbangan serta keselamatan komunikasi udara.
Dibandingkan jaringan konvensional, NTN-D2D menawarkan jangkauan lebih luas. Wilayah terpencil, perbatasan, hingga kawasan maritim kini bisa menikmati konektivitas stabil dan andal. Sistem ini bekerja mirip layanan direct-to-cell Starlink, memungkinkan pengguna mengirim pesan dan melakukan panggilan langsung via satelit tanpa perangkat tambahan. Tren global ini terbukti efektif menutup titik mati sinyal seluler di berbagai daerah.
Komdigi menegaskan Direktorat Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit, dan Standardisasi Infrastruktur Digital menyiapkan kajian ini untuk menghimpun masukan dari operator telekomunikasi, penyedia layanan satelit, industri perangkat, akademisi, dan masyarakat umum.
Implementasi NTN-D2D berpotensi memperluas jangkauan layanan seluler, memperkuat ketahanan komunikasi digital, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.
“Teknologi ini memungkinkan perangkat seluler berkomunikasi langsung dengan satelit tanpa bergantung jaringan terestrial, sehingga konektivitas dapat menjangkau wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal),” tulis Komdigi dalam siaran pers resmi pada Selasa (21/10/2025).
Kajian ini menjadi bagian penting dari Rencana Strategis Komdigi 2025–2029 dan mendukung sasaran RPJMN 2025–2029, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 serta agenda Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Pemerintah menegaskan komitmen membangun ekosistem digital nasional yang inklusif dan tangguh. Kehadiran teknologi NTN-D2D diharapkan menjadi pendorong transformasi digital di sektor komunikasi, pertahanan, hingga penanggulangan bencana.
CFI mengundang partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan. Masukan dari operator seluler, penyedia layanan satelit, asosiasi industri, dan akademisi menjadi dasar merancang regulasi teknologi NTN-D2D dan A2G.
“Masukan ini akan membantu merumuskan kebijakan yang mencakup aspek teknis, pengelolaan spektrum, model bisnis, hingga pola kerja sama antaroperator,” jelas Komdigi.
Selain menyiapkan regulasi, kajian ini membangun sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk menciptakan sistem komunikasi nasional yang terintegrasi.
Dengan pendekatan kolaboratif, Indonesia berpotensi menjadi pelopor di Asia Tenggara dalam penerapan teknologi satelit langsung ke perangkat (Direct-to-Device). Realisasi teknologi ini tidak hanya memperkuat konektivitas nasional, tetapi juga meningkatkan daya saing digital Indonesia di mata dunia. Baca berita lain di sini.
SpaceX Bertindak Tegas: Ribuan Terminal Starlink di Myanmar Dinonaktifkan karena Disalahgunakan Dalam upaya memerangi kejahatan…
Matrix NAP Info Perluas Langkah Strategis ke Konektivitas Asia Setelah berhasil memperkuat konektivitas Indonesia melalui…
Langkah Strategis Perkuat Akses Digital di Timur Indonesia Telkom Indonesia kembali memperkuat fondasi transformasi digital…
Peringkat Indonesia Naik, Tapi Masih di Bawah Rata-Rata Dunia Indonesia mencatat peningkatan dalam kecepatan internet…
Bawa Internet Supercepat 570 Tbps ke Indonesia dan Asia Pasifik Meta kembali menunjukkan ambisi besarnya…
Perusahaan Ericsson dan Qualcomm bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian serta Kementerian Komunikasi dan Digital Republik…