Internet Starlink Tetap Aktif Saat Banjir Sumatera: Begini Cara Kerjanya
Bencana banjir besar yang melanda sejumlah wilayah Sumatera, terutama Provinsi Sumatera Utara, mengganggu akses telekomunikasi secara luas. Dari total 9.612 site Base Transceiver Station (BTS) di provinsi tersebut, sekitar 495 site atau 5,15 persen sempat mati akibat rendaman banjir. Kondisi ini membuat komunikasi warga terputus dan proses evakuasi menjadi lebih sulit. Di tengah situasi tersebut, Starlink layanan internet satelit milik Elon Musk mengumumkan dukungan berupa akses internet darurat gratis bagi masyarakat yang terdampak.
Dalam unggahan di akun X resminya pada 29 November, Starlink menegaskan bahwa mereka memberikan layanan internet gratis bagi pelanggan baru maupun lama hingga akhir Desember 2025. Bantuan ini bertujuan menjaga komunikasi korban banjir agar tetap bisa mengakses informasi penting dan melapor saat darurat. Starlink juga bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mempercepat relokasi terminal serta memulihkan akses di wilayah yang mengalami kerusakan terberat.
Sistem bantuan ini dibuat sederhana. Pelanggan aktif langsung menerima akses tanpa perlu melakukan tindakan tambahan. Pengguna yang sempat menjeda layanan juga bisa kembali terhubung karena paket darurat langsung diaktifkan di akun mereka. Untuk pelanggan baru di area terdampak, Starlink membuka akses layanan tanpa biaya. Cukup beli perangkat, aktifkan, lalu ajukan tiket dukungan sambil mencantumkan kode “Dukungan Banjir Indonesia”.
Kondisi banjir biasanya merusak infrastruktur komunikasi seperti jaringan kabel optik atau menara BTS. Gangguan terjadi karena perangkat di darat mudah terendam, terputus, atau kehilangan daya. Di sisi lain, layanan seperti Starlink tetap beroperasi karena teknologi yang dipakai tidak bergantung pada infrastruktur darat. Starlink memanfaatkan ribuan satelit orbit rendah (LEO) yang mengelilingi Bumi dan memancarkan jaringan broadband langsung ke permukaan.
Hingga saat ini, Starlink memiliki sekitar 10.000 satelit aktif yang saling terhubung. Setiap satelit memancarkan sinyal internet ke antena pengguna di darat. Antena tersebut menangkap jaringan dan meneruskannya ke WiFi Router untuk dibagikan ke perangkat lain. Karena proses transmisi dilakukan dari luar angkasa, gangguan yang terjadi di darat tidak memengaruhi kinerja utama layanan. Hal inilah yang membuat Starlink tetap bisa berjalan meski wilayah pengguna sedang dilanda bencana.
Sistem berbasis satelit ini menjadi solusi ideal bagi wilayah yang sulit dijangkau kabel optik. Saat banjir merusak akses darat, sinyal satelit tetap berfungsi tanpa gangguan berarti. Karena itu, Starlink kerap digunakan dalam operasi tanggap darurat, termasuk saat banjir, gempa, dan badai besar. Dalam kondisi Sumatera, kehadiran layanan ini membantu warga tetap memiliki jalur komunikasi penting ketika banyak infrastruktur lain lumpuh.
Bantuan internet gratis ini diharapkan membuat proses evakuasi, distribusi bantuan, hingga pelaporan kondisi menjadi lebih lancar. Dengan teknologi yang tetap stabil meski terjadi bencana, Starlink menunjukkan peran penting internet satelit dalam mendukung komunikasi darurat di Indonesia. Baca berita lain disini.
Indosat Ooredoo Hutchison kini menyiapkan strategi yang lebih agresif untuk mendorong pertumbuhan pelanggan pascabayar. Melalui…
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk resmi menjalin kemitraan strategis dengan Fortinet, perusahaan global di bidang…
Akses internet global mulai pulih setelah Cloudflare memperbaiki gangguan besar yang membuat berbagai platform populer…
Perubahan Nama yang Menandai Pergeseran Strategi Amazon resmi mengganti nama layanan internet satelitnya dari Project…
Ericsson Hackathon 2025 resmi melahirkan tiga inovasi AI dan 5G yang dianggap paling siap menghadapi…
PT Linknet Tbk berkomitmen memperluas akses internet di seluruh Indonesia melalui langkah strategis berupa transformasi…